Pemkot Metro Gelar Kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan Di Wisma Haji Al- Khairiyah Metro

  • Whatsapp

Metro,benualampung.com – Asisten II Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Metro Yeri Ehwan menghadiri Kegiatan Bimbingan Teknis Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dengan tema Mitigasi Dampak El-Nino Melalui Peningkatan Produksi dan Produktivitas Ternak, kegiatan ini diadakan di Wisma Haji Al- Khairiyah Metro, Selasa (05/12/2023).

Bimtek yang diadakan oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI tersebut menghadirkan 3 Narasumber dari Universitas Lampung, DKP3 Kota Metro dan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Lampung.

Kegiatan ini diikuti oleh 350 peserta yang berasal dari 5 Kecamatan dan 22 Kelurahan yang ada di Kota Metro.

Yeri Ehwan mengucapkan selamat datang kepada Ketua Komisi IV DPR RI Bpk. Sudin, SE dan Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Bpk. drh. Agung Suganda, M.Si Beserta Rombongan dalam acara Bimbingan Teknis Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan “Mitigasi dampak El-nino Melalui Peningkatan Produksi dan Produktivitas Ternak”.

“Semoga kehadirannya membawa inspirasi bagi kita semua dan Insya Allah merasa nyaman serta mendapatkan kesan yang baik selama berada di Kota Metro Bumi Sai Wawai yang kita cintai,”ujarnya.

Yerri Ehwan berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat bersama-sama bekerjasama, bersinergi dan saling berkolaborasi yang tentunya sangat berguna dalam menyikapi antisipasi datangnya musim kekeringan atau El Nino yaitu situasi perubahan iklim yang cukup ekstrim.

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino dikhawatirkan akan mengganggu rantai produksi peternakan yang menyebabkan suhu air di Kota Metro mengalami perubahan yang berdampak pada peternak ikan kolam dan menyebabkan kekeringan yang berpotensi terjadi dan dapat memicu lonjakan harga pakan ternak yang serta mengakibatkan munculnya berbagai penyakit.

“Oleh karena itu, pentingnya perhatian secara khusus terhadap pertanian, peternakan dan perikanan sebagai sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim, kekeringan El Nino dan diperlukan upaya antisipasi dalam menghadapi krisis pangan global,”tuturnya.

Asisten II juga menilai perlu adanya perhatian khusus dari Sektor Peternakan dan Perikanan guna meminimalisir kerugian dan dampak buruk bagi petani di musim kemarau.

“Saya berharap pada kegiatan BIMTEK ini semua peserta dapat berperan aktif dalam memberikan tanggapan atau masukan, guna menghimpun langkah-langkah atau rumusan taktis dan praktis antisipasi dampak El-Nino baik dari bapak ibu pelaku maupun penggerak komunitas pertanian,” harapnya.

Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) RI, drh Nur Sapta Hidayat, berharap kegiatan bimtek yang diadakan dapat memberikan satu wawasan untuk membangun peternakan dan kesehatan hewan menjadi lebih baik lagi.

“Beberapa tahun ini kita sudah melakukan kerjasama dengan Komisi IV DPR RI dalam rangka melakukan bimbingan teknis, karena kita paham dan kita tahu persis dirjen PKH tidak akan mampu menjangkau lapisan masyarakat di seluruh negeri ini,”bebernya.

Menurutnya, dengan adanya bimbingan dan arahan dari Komisi IV DPR RI maka pembangunan peternakan dan kesehatan akan semakin terarah.

“Semoga sinergi ini terus terjalin dsn juga memberikan dampak positif bagi kita semua, ketika masyarakat membutuhkan sesuatu dan pemerintah memiliki satu program maka kita dapat saling menyatukan program tersebut sehingga harapan antara masyarakat dan pemerintah tidak jauh berbeda, “katanya.

Permasalahan El-nino yang dihadapi adalah kekurangan penghijauan atau pakan seperti jagung dan rumput, maka diperlukan sebuah solusi permasalahan El-nino.

Sebagai Direktorat Pakan, Nur Sapta Hidayat selalu berupaya untuk berkontribusi melalui bank pakan yaitu sebuah lembaga atau tempat yang menyediakan dan mengumpulkan pakan yang banyak pada musim penghujan dengan jumlah yang banyak yang kemudian di olah dan diawetkan bisa sampai lebih dari 1 tahun.

“Lampung merupakan salah satu sentral peternakan yang kalau kita lihat populasi ternaknya tidak kalah dengan di jawa, sehingga lampung merupakan bagian dari penyanggah peternakan yang nilainya cukup luar biasa baik dalam peternakan sapi maupun unggas,”terangnya.

Nur Sapta Hidayat juga berharap potensi yang ada di lampung tersebut tidak disia-siakan dan selalu terus dikembangkan.

“Hal terpenting yang harus dilakukan oleh para peternak adalah mencari pola efisiensi terhadap pakan, karena keberhasilan negara-negara penyumbang daging terbanyak seperti australia adalah efisiensi pakan,”jelasnya.

Dijelaskannya, bahwa problem paling utama yang sering dihadapi oleh peternak seperti penyakit dan reproduksi sapi saat kawin adalah kekurangan pakan yang merupakan nutrisi yang dibutuhkan bagi sapi. (Vin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *