Tulang Bawang Lampung, benualampung.com – Proses Persalinan DH (37 th) warga Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat di Klinik Bersalin Ibu dan Anak Ummi Athayya yang menurut pengakuan korban DH persalinan tersebut dipandu oleh dr. Tanti Arianti, Sp., OG sekaligus Direktur Klinik Bersalin Ibu Dan Anak Ummi Athayya melalui telepon seluler (Ponsel) diduga melanggar SOP (Standart Operating Procedur). Peristiwa tersebut mengundang respon empati dari LSM InfoSOS INFONESIA sebuah lembaga yang fokus pada masalah – masalah sosial kemanusiaan dibeberapa daerah ditanah air.
Direktur Eksekutif LSM InfoSOS INDONESIA Junaidi Farhan mengungkapkan merasa kaget dan heran ada persalinan yang dipandu melalui ponsel (telepon seluler) dan sampai putus tali pusar. “hebat dan luar biasa profesional penanganan persalinan tersebut. Tetapi sangat disayangkan tindakan tidak normal tersebut bermasalah hingga menewaskan bayi yang dilahirkan, dan menurut pengakuan si ibu yang melahirkan bayi malang tersebut proses persalinannya dipaksakan ditarik sampai tali pusarnya putus. Harus dilihat SOPnya kalau ada dugaan Mall Praktek maka baik yang menangani persalinannya maupun pemilik klinik harus bertanggung jawab baik secara moral kemanusiaan maupun secara hukum, jangan sampai hal seperti ini terulang kembali”. jelas bang Farhan menyesalkan.
Dalam menyikapi hal ini LSM InfoSOS INDONESIA akan berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait dan bersedia untuk mendampingi secara sosial DH dan keluarganya yang menjadi korban persalinan tidak wajar tersebut. “iya kami siap mendampingi ibu DH jangan sampai beliau menjadi korban yang disalahkan sebagai upaya pembenaran dari pemilik Klinik Bersalin tersebut yang menganggap mereka tidak beesalah dan sudah sesuai SOP sehingga bisa lepas tanggung jawab begitu saja. Kasian ibu itu, sudah kehilangan buah hatinya masih juga disalah – salahkan. Kami akan segera menurunkan tim pendampingan untuk mencari informasi yang sebenar – benarnya dari kedua belah pihak. Dan tadi saya sudah coba komunikasi dengan IDI Tubaba tetapi belum ada respon”. kata Junaidi Farhan
” Sementara ini kami baru mendapat informasi dari masyarakat dan pemberitaan media kalau ada dugaan mall praktek proses persalinan yang sampai tali puser terputus tersebut, jadi kami harus mencari informasi secara baik dan benar serta akurat, baru kami menentukan sikap. Tetapi secara kemanusiaan kami siap mendampingi DH untuk menuntuk rasa keadilan atau paling tidak kejelasan masalah ini supaya terang benderang, jangan sampai masyarakat menjadi tumbal ketidak adilan, karena rakyat kecil pun punya hak yang sama sebagai warga negara dan masyarakat untuk memperoleh rasa keadilan”. tegas Junaidi Farhan. (Jay)